Nama : ANDI SYAHPUTRA SITUMORANG
Npm : 10215686
Kelas : 3Ea31
Tugas : Etika Bisnis
1.
Hubungan
perusahaan dengan stakehoulder, lintas budaya dan pola hidup, audit sosial
A.
Bentuk
Stakehoulder
Bentuk dari stakeholder bisa
kita padukan dengan Bentuk
kemitraan dengan komite sekolah, dunia usaha, dan dunia industri (DUPI) dan
Industri Lainnya. Bentuk
kemitraan yang dapat dilakukan oleh tenaga kependidikan dengan stakeholder
antara lain berupa :
1. Kerjasama
dalam penggalangan dana pendidikan baik untuk kepentingan proses pembelajaran,
pengadaan bahan bacaan (buku), perbaikan mebeuler sekolah, alat administrasi
sekolah, rehabilitasi bengunan sekolah maupun peningkatan kualitas guru itu
sendiri.
2. Kerjasama
penyelenggaraan kegiatan pada momen hari – hari besar nasional dan keagamaan.
3. Kerjasama
dengan sponsor perusahaan dalam rangka meningkatkan kualitas gizi anak sekolah,
seperti dengan perusahaan susu atau makanan sehat bagi anak – anak sekolah, dan
bentuk kemitraan lain yang sesuai dengan kondisi setempat.
B.
Stereotype,
prejudice, stigma sosial
·
Stereotype merupakan generalisasi
yang tidak akurat yang didasarkan pada prejudice. Kita semua memegang
stereotype terhadap kelompok orang lain.
·
Prejudice merupakan ttitude
yang bersifat bahaya dan didasarkan pada generalisasi yang tidak akurat
terhadap sekelompok orang berdasarkan warna kulit, agama,sex, umur , dll.
Berbahaya disini maksudnya attitude tersebut bersifat negative.
·
Stigma sosial merupakan tidak
diterimanya seseorang pada suatu kelompok karena kepercayaan bahwa orang
tersebut melawan norma yang ada. Stigma
sosial sering menyebabkan pengucilan seseorang ataupun kelompok.
C. Mengapa
perusahaan harus Bertanggung jawab
Utuk suatu organisasi mau pun
kelompok khususnya perusahaan adalah memiliki berbagai bentuk tanggung jawab
terhadap seluruh pemangku kepentingannya, yang di antaranya adalah konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas dan lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan yang
mencakup aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan. Oleh karena itu, CSR
berhubungan erat dengan "pembangunan berkelanjutan",
yakni suatu organisasi, terutama perusahaan, dalam melaksanakan aktivitasnya
harus mendasarkan keputusannya tidak semata berdasarkan dampaknya dalam aspek
ekonomi, misalnya tingkat keuntungan atau deviden, tetapi juga harus menimbang dampak sosial dan
lingkungan yang timbul dari keputusannya itu, baik untuk jangka pendek maupun
untuk jangka yang lebih panjang. Dengan pengertian tersebut, CSR dapat
dikatakan sebagai kontribusi perusahaan terhadap tujuan pembangunan
berkelanjutan dengan cara manajemen dampak (minimisasi dampak negatif dan
maksimisasi dampak positif) terhadap seluruh pemangku kepentingannya.
D. Komunitas
Indonesia dan eika bisnis
Dalam
kehdupan komunitas atau komunitas secara umum, mekanismne pengawasan
terhadap tindakan anggota-anggota komunitas biasanya berupa larangan-larangan
dan sanksi-sanksi sosial yang terimplementasi di dalam atura adat.
Sehingga tampak bahwa kebudayaan menjadi sebuah pedoman bagi berjalannya
sebuah proses kehidupan komunitas ataukomunitas. Tindaka karyawan
berkenaan dengan perannya dalam pranata sosial perusahaandapat menen tukan
keberlangsungan aktivitas.
E.
Dampak
tanggung jawab sosial perusahaan
Pada
dasarnya setiap kegiatan perusahaan yang berhubungan dengan sumber daya alam,
pasti mengandung nilai positif, baik bagi internal perusahaan maupun bagi
eksternal perusahaan dan pemangku kepentingan yang lain. Meskipun demikian
nilai positif tersebut dapat mendorong terjadinya tindakan-tindakan dan
perbuatan-perbuatan yang akhirnya mempunyai nilai negatif, karena merugikan
lingkungan, masyarakat sekitar atau masyarakat lain yang lebih luas. Nilai
negatif yang dimaksud adalah seberapa jauh kegiatan perusahaan yang
bersangkutan mempunyai potensi merugikan lingkungan dan masyarakat. Atau
seberapa luas perusahaan lingkungan terjadi sebagai akibat langsung dari
kegiatan perusahaan.
F.
Mekasnisme
pengawasan tingkah laku
Mekanisme
Pengawasan Tingkah Laku Mekanisme dalam pengawasan terhadap para karyawan
sebagai anggota komunitas perusahaan dapat dilakukan berkenaan dengan
kesesualan atau tidaknya tingkah laku anggota tersebut denga budaya yang dijadikan
pedoman korporasi yang bersangkutan. Mekanisme pengawasan tersebut
berbentuk audit sosal sebagai kesimpulan darimonitoring dan evaluasi yang
dilakukan sebelumnya, Pengawasan terhadap tingkah laku dan peran karyawan pada
dasarnya untukmenciptakan kinerja karyawan itu sendiri yang mendukung sasaran
dan tujuan dari proses berjalannya perusahaan. Kinerja yang baik adalah
ketika tindakan yang diwujudkan sebagai peran yang sesuai dengan status
dalam pranata yang ada dan sesuai dengan budaya perusahaan yang
bersangkutan.
2. Peran
sistem pengaturan, good governance
A. Defenisi
pengaturan
Pengertian kontrol atau pengaturan adalah proses atau upaya
untuk mencapai tujuan. Sebagai contoh sederhana dan akrab dengan aktivitas
sehari-hari dari konsep kontrol atau pengaturan adalah saat mengendarai
kendaraan. Tujuan yang diinginkan dari proses tersebut adalah berjalannya
kendaraan pada lintasan (track) yang diinginkan. Ada beberapa komponen yang
terlibat di dalamnya, misalnya pedal gas, speedometer, mesin (penggerak), rem,
dan pengendara.
B. Karakteristik
good governance
Seiring dengan perjalanan waktu dan perubahan politik di
Indonesia, asas-asas ini kemudian muncul dan dimuat dalam suatu undang-undang
(Ridwan : 2006), yaitu UU No. 28 Tahun 1999 Tentang Penyelenggara Negara yang
Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN). Dengan format yang
berbeda dengan AAUPL dari negeri Belanda, dalam Pasal 3 UU No. 28 Tahun 1999
disebutkan beberapa asas umum penyelenggara negara, yaitu:
·
sas kepastian hukum; yaitu asas dalam negara hukum
yang mengutamakan landasan peraturan perundang-undangan, kepatutan, dan
keadilan dalam setiap kebijakan penyelenggara negara
·
Asas tertib penyelenggara negara, yaitu asas yang
menjadi landasan keteraturan, keserasian dan keseimbangan dalam pengendalian
penyelenggara negara
·
Asas kepentingan umum, yaitu asas yang mendahulukan
kesejahteraan umum dengan cara yang aspiratif, akomodatif, dan selektif
·
Asas keterbukaan, yaitu asas yang membuka diri
terhadap hak masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar, jujur dan tidak
diskriminatif tentang penyelenggaraan negara dengan tetap memperhatikan
perlindungan atas hak asasi pribadi, golongan, dan rahasia negara
·
Asas proporsionalitas, yaitu asas yang mengutamakan
keseimbangan antara hak dan kewajiban penyelenggara negara
·
Asas profesionalitas, yaitu asas yang mengutamakan
keahlian yang berlandaskan kode etik dan ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku
·
Azas Akuntabilitas, yakni asas yang menentukan bahwa
setiap kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan penyelenggara negara harus dapat
dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan
tertinggi negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
C. Commission of human
D. KAITANNYA DENGAN ETIKA BISNIS
3.
Uraikan 3 contoh kasus tentang perilaku bisnis yang melanggar etika bisnis
dari tema – tema dibawah ini
A.
Korupsi
I.
Dalam suatu sekolah yang mengadakan acara pentas seni yang membutuhkan
biaya besar. Dimana biaya tersebut dianggarkan pada kepala sekolah, dan semua
biaya akan di biaya oleh sekolah. Namun setelah acara pentas seni sudah selesai
dilaksanakan dan masih banyak sisah dari setiap anggran dana. Namun sisa
anggaran tersebut tidak dikembalikan kepada sekolah, dan sisasah anggaran malah
di bagi –bagikan kesetiap ketua” seksi, dengan catatan data pengeluaran selama
acara berlanggsung telah di manipulasi.
II.
Seorang anak yang memiliki keperluan sekolah sebesar Rp 700. 000, namun seorang
anak ini malah meminta uang kepada orang tuanya sebesar Rp 800.000. jadi dengan
contoh hal kecil ini kita dapat mendeskripsikan bahwa hal kecil saja dapat di
sebut dengan istilah korupsi.
III.
Didalam suatu organisasi yang hendak melakukan pertemuan besar, membutuhkan
biaya yang cukup besar dan anggaran tersebut sudah di berikan oleh setiap rayon
kepada pusat. Dan ternyata setelah acara selesai masih banyak dana yang
tersisa. Dan para seksi acara malah menggunakan sisa anggaran untuk keperluan
pribadi mereka, dengan alasan data yang diberikan telah dimanipulasi oleh
mereka.
B. Pemalsuan
I.
Pemalsuan ijaza
II.
Pemalsuan sertivikat tanah
III.
Pemalsuan kartu identitas
C.
Pembajakan
I.
Pembajakan webset
II.
Pembajakan akun sosial media
III.
Pembajakan
D. Distriminasi gender
I.
Ketidak adilan hukum (
membedakan rakyak kecil dengan pejabat)
II.
Ketidak adilan akan gaji
yang diberikan ( jam kerja sama dan jabatan sama)
III.
Ketidak adilan dalam suatu
organisasi
E.
Konflik sosial
I. Konflik suku di sampit
II. Konflik di lampung
III. Konflik sosial di
papua
F.
Masalah populasi
I. Pada pulau sumatra
masih banyaknya populasi yang tidak bekerja
II. Pada populasi di
daerah pulau papua masih banyak banyak populasi yang kekurangan gizi.
III. Pada pulau jawa
kususnya di jawabarat (jabodetabek) dimana populasi yang sangat banyak sehingga
mengakibatkan kemacatan dimana”.
Sumber:
0 comments:
Post a Comment
Lusy Tutorial Indonesia
- Dilarang Memasang Komentar berisikan Link Hidup
- No Sara, No Porno, No Spam
- Dilarang Mempromosikan Blog
- Berkomentar sesuai Artikel yang bersangkutan
- Blog ini dofollow
Atas perhatiannya saya ucapkan Banyak Terima Kasih